Cara Sederhana Agar Menjadi Lebih Produktif

Imas Tuti
6 min readOct 13, 2020

Akhir-akhir ini, saya sering kali mendengar video motivasi Satu Persen di Youtube, salah satunya tentang “Atur Energi, Bukan Waktu” dan beberapa video dengan topik yang serupa. Tiba-tiba saya mendapatkan ide untuk menulis (melengkapi challenge tulisan saya yang setiap hari), namun baru saya realisasikan hari ini. Dengan harapan, bisa menyentuh pikiran kita untuk terbuka pada pandangan orang lain, meskipun tulisan ini bukan 100% asli dari saya, tetapi lebih kepada bagaimana saya belajar, berpikir dan menanggapi suatu persoalan.

Dimata masyarakat umum, menjadi seorang yang produktif berarti sibuk bekerja, apalagi beberapa dari kita mengira terus-menerus bekerja akan lebih cepat selesai dan menghindari diri dari rasa malas. Anggapan tersebut secara otomatis membuat kita berpikiran hal yang sama, bukan? Menurut pandangan saya, terus-menerus bekerja tidaklah baik untuk kita terutama pada kesehatan. Karena terus-menerus bekerja dan tidak memperhatikan waktu istirahat sama saja dengan tidak sayang kepada diri sendiri.

Mari kita berpikir bersama, apakah terus-menerus bekerja bisa dikatakan produktif? Menurut saya, jelas itu tidak termasuk yang dikatakan produktif. Lalu, jika ada yang bertanya, apakah sibuk itu sama dengan produktif? Saya setuju dengan pendapat dari Ifandi Khainur Rahim, salah satu presenter video motivasi Satu Persen.

Ia mengatakan bahwa, jika berbicara produktivitas berarti berbicara pekerjaan yang efektif dan efisien. Efektif itu maksudnya pekerjaan mempunyai target dan membuat kita berusaha untuk mencapainya. Sedangkan efisien itu maksudnya usaha kita sebanding dengan hasil. Jadi, semakin banyak bekerja belum tentu pekerjaan akan semakin baik. Bisa disimpulkan secara sederhana bahwa sibuk itu tidak selalu sama dengan produktif.

Menurut saya, sibuk itu memang belum tentu produktif, dan produktif adalah bagian dari kesibukan. Misalnya seorang mahasiswa tingkat akhir akan mengalami masa jatuh bangun pada mata kuliah yang bernama skripsi. Skripsi seolah membuat kita menjadi sangat sibuk karena banyak hal yang harus dilakukan. Namun sejatinya kita lupa bahwa waktu yang diberikan Allah SWT adalah 24 jam sehari semalam, waktu itu digunakan sebaik-baiknya, kan? Bukan memforsir waktu yang membuat kita semakin stres, lebih sering bergadang bahkan membuat pekerjaan tidak kunjung usai jika menemui kesulitan.

Padahal skripsi itu adalah pekerjaan yang terstruktur dan bertahap dalam masa satu semester. Saya yang pernah berada dimasanya, dan saya merasa kurang efektif dan efisien menggunakan waktu dan energi, sehingga saya menyelesaikan skripsi lebih dari satu semester (satu tahun). Yang saya alami tersebut adalah contoh nyata bahwa sibuk tidak selalu sama dengan produktif. Karena jika kita produktif, artinya kita tahu dan menjadwalkan waktu bekerja dan waktu istirahat dengan baik, agar energi tidak terkuras habis, karena kita adalah makhluk biasa yang punya keterbatasan.

Photo by Tim Gouw on Unsplash

“Terus-menerus bekerja tanpa arah akan membakar habis energi secara fisik dan psikis (mental).” — Ifandi Khainur Rahim

Beberapa dari kita ada yang menganggap bahwa pekerjaan itu adalah beban yang membuat kita mengerjakan sesuatu juga dengan setengah hati (tidak sungguh-sungguh), jika kita tidak menyukai suatu pekerjaan. Apalagi jika dikejar deadline, maka kita otomatis akan mengerjakan terus-menerus sampai selesai, dan kemungkinan hasil pekerjaan kurang maksimal bisa saja terjadi disebabkan oleh kurangnya pemahaman kita terhadap suatu hal yang dikerjakan.

Lalu bagaimana caranya menjadi seorang produktif yang benar? Cara sederhananya tentu membuat jadwal dan membaginya menjadi dua, yaitu waktu bekerja dan waktu istirahat. Saya mengambil sumber yang paling sederhana dari buku Ahmad Rifai Rif’an yang berjudul “Generasi Produktif”, buku tersebut adalah salah satu seri buku dengan satu tema spesifik yaitu, ‘generasi’, seperti buku Generasi Menulis dan Generasi Emas.

Photo by Susan Yin on Unsplash

Saya mengutip salah satu sub judul di buku Generasi Produktif tersebut pada halaman 17 yaitu Pomodoro. Penulis mengatakan bahwa, teknik ini diperkenalkan oleh Francesco Cirillo pada awal 90-an. Tekniknya sederhana, yaitu saat kita mendapatkan tugas yang banyak dan berat, coba bagi tugas itu kedalam interval waktu-waktu yang singkat. Lalu disela-sela interval itu, selingi dengan rehat sejenak.

Mengapa teknik ini sering kali berhasil ketika diterapkan? Lanjut penulis buku Generasi Produktif, karena kuncinya ada pada fokus yang tinggi. Sebab pikiran kita ternyata tidak bisa bertahan dalam waktu yang lama tanpa istirahat sama sekali. Ketika pikiran kita bekerja dalam rentang yang lama, maka ia akan kelelahan. Hasilnya pun tidak akan maksimal.

Berdasarkan teknik Pomodoro ini, penulis mengatakan juga bahwa, jika kita bekerja dalam waktu satu jam, maka lebih baik kita bekerja 50 menit dan menyisihkan 10 menit untuk beristirahat daripada bekerja 60 menit tanpa henti. Dalam waktu 50 menit yang kita alokasikan untuk bekerja tersebut, kita harus membaginya lagi menjadi dua yaitu, setiap 25 menit kita beristirahat satu kali. Hasilnya ternyata lebih maksimal dibandingkan mengisinya full tanpa istirahat sedikit pun.

Dari penjelasan diatas, kita dapat memahami satu kesimpulan bahwa sesungguhnya kita tidak betah bertahan dalam waktu yang lama untuk fokus. Lihat saja bukti nyatanya adalah mata. Mata kita yang terus-menerus terpaku pada layar monitor komputer atau laptop saja sudah lelah, apalagi membaca buku pelajaran atau buku yang baru dalam waktu lama.

Saya juga menyadari tentang hal tersebut, selain itu jika saya paksakan mengetik dua tulisan sekaligus pada saat ide banyak bertebaran di kepala. Awalnya saya merasa baik-baik saja, tetapi lama kelamaan jika dilakukan setiap hari maka jari-jari saya menjadi sering pegal, kaku dan tegang.

Photo by Tyler Franta on Unsplash

Menurut saya, sesungguhnya yang lebih baik dan lebih sehat adalah menulis dengan tangan menggunakan pensil atau pena daripada mengetik di komputer atau smartphone. Tetapi kenyataan dunia sekarang dan kecanggihan teknologi, tulisan yang diketik jauh lebih rapi dan terstruktur. Namun akan berbeda bila dibandingkan dari segi artistik tulisan, karena tulisan tangan itu bermacam-macam bentuk hasil dari kreativitas dan latihan menulis seseorang.

Kembali pada inti topik tulisan ini adalah cara sederhana untuk lebih produktif. Kita bisa mulai latih dari sekarang dengan dua poin utama, yaitu membuat jadwal harian dibuku agenda atau pun secara digital dan menggunakan stopwatch untuk menghitung setiap 25 menit berjalan, kita harus rehat sejenak minimal 5 menit.

Photo by Glenn Carstens-Peters on Unsplash

Saya tidak perlu menjelaskan lagi tentang cara membuat jadwal harian, kita bisa membuat jadwal yang simple jika memang cukup sibuk. Membuat jadwal harian yang paling simple adalah dengan membuat daftar berbagai macam kegiatan yang akan dilakukan hanya untuk hari ini dan setelah selesai kita bisa mencoretnya (bisa juga divariasikan dengan spidol warna agar lebih kreatif dan menyenangkan).

Lalu untuk pembagian waktu dengan menggunakan stopwatch jika kita telah menentukan berapa alokasi waktu yang harus diselesaikan hari ini juga. Misalnya mengalokasikan waktu untuk menulis adalah 2 jam. Maka 2 jam tersebut kita konversikan kedalam menit menjadi 120 menit.

120 menit = 120 : 25 menit

= 4 (sisa 20 menit)

=( (4 x 25 menit) + 20 menit)

Jadi, secara sederhana saya menghitungnya tidak dalam bentuk bilangan desimal. Dalam waktu 120 menit tersebut jika dibagi 25 menit, maka kita mendapatkan kesempatan istirahat sebanyak 4 kali, sisa 20 menit kemudian dibagi dengan 4 menghasilkan 5. Jadi masing-masing istirahat itu selama 5 menit.

Ketika akan memulai suatu pekerjaan atau aktivitas, kita mulai melatih diri dengan menghitung menggunakan stopwatch agar terbiasa hidup dengan keteraturan. Jika sudah sampai pada waktu istirahat, maka waktu istirahat tersebut dapat kita gunakan kegiatan apa saja untuk penyegaran atau refreshing mata dan pikiran, misalnya dengan menonton video motivasi di Youtube atau pun berjalan-jalan sebentar menggerakkan badan.

Semoga cara sederhana ini dapat membantu kita menggunakan waktu dan energi secara efektif dan efisien, apapun kegiatan kita dan dimanapun kita bekerja, semoga kita dapat terus berproduktif setiap harinya.

--

--